Efektivitas Terapi Musik dalam Menurunkan Tingkat Stres pada Mahasiswa

Efektivitas Terapi Musik

Stres merupakan kondisi psikologis yang umum dialami mahasiswa, terutama karena tekanan akademik, sosial, dan ekspektasi masa depan. Beban tugas, ujian yang menumpuk, hingga tuntutan organisasi sering kali membuat mahasiswa mengalami kecemasan berlebih. Salah satu metode alternatif yang mulai banyak digunakan untuk mengelola stres adalah terapi musik. Intervensi non-farmakologis ini memanfaatkan suara dan irama untuk menciptakan efek relaksasi dan keseimbangan emosional.

Apa Itu Terapi Musik?

Terapi musik adalah bentuk terapi yang menggunakan musik untuk meningkatkan kesehatan mental dan fisik individu. Proses ini dapat melibatkan mendengarkan musik, menciptakan lagu, atau memainkan alat musik, dan biasanya dipandu oleh seorang terapis musik profesional. Namun, dalam konteks mahasiswa, terapi musik dapat dilakukan secara mandiri dengan mendengarkan musik yang sesuai dengan suasana hati atau kebutuhan emosional mereka.

Stres pada Mahasiswa: Penyebab dan Dampaknya

Mahasiswa berada dalam masa transisi penting dalam hidup mereka. Tekanan akademik, keterbatasan waktu, tuntutan sosial, dan ketidakpastian masa depan dapat menjadi sumber stres yang signifikan. Jika dibiarkan, stres kronis dapat menimbulkan berbagai masalah seperti gangguan tidur, menurunnya konsentrasi, depresi, hingga gangguan fisik seperti sakit kepala dan kelelahan kronis.

Bagaimana Musik Bekerja Mengurangi Stres?

Musik dapat memengaruhi sistem saraf otonom dan limbik yang mengatur emosi dan respons stres. Berikut adalah beberapa mekanisme kerja terapi musik dalam menurunkan stres:

  1. Menurunkan Aktivitas Kortisol
    Musik dengan tempo lambat dan melodi yang menenangkan dapat menurunkan kadar hormon kortisol yang berperan dalam respons stres tubuh.

  2. Meningkatkan Produksi Hormon Bahagia
    Mendengarkan musik favorit dapat meningkatkan kadar dopamin dan serotonin, dua neurotransmiter yang berperan penting dalam menciptakan perasaan senang dan rileks.

  3. Memperbaiki Pola Pernapasan dan Detak Jantung
    Musik yang menenangkan dapat membantu memperlambat laju pernapasan dan detak jantung, menciptakan efek fisiologis yang serupa dengan meditasi.

  4. Distraksi Positif
    Musik dapat mengalihkan perhatian dari pikiran negatif atau stresor eksternal, sehingga memberi waktu bagi otak untuk beristirahat secara emosional.

Studi dan Bukti Ilmiah

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa terapi musik memiliki dampak positif terhadap kesehatan mental mahasiswa. Sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas Indonesia (2020) menyatakan bahwa mahasiswa yang secara rutin mendengarkan musik relaksasi mengalami penurunan signifikan dalam tingkat stres yang diukur dengan skala DASS-21.

Sementara itu, penelitian internasional dari Journal of Music Therapy menunjukkan bahwa sesi terapi musik selama 30 menit dua kali seminggu mampu menurunkan kecemasan secara signifikan pada kelompok mahasiswa dibandingkan kelompok kontrol yang tidak mendapat intervensi musik.

Jenis Musik yang Efektif untuk Terapi

Tidak semua jenis musik memiliki efek yang sama dalam menurunkan stres. Jenis musik berikut telah terbukti paling efektif untuk tujuan relaksasi:

  • Musik Klasik (seperti karya Mozart dan Bach)

  • Musik Alam (suara hujan, ombak, burung)

  • Musik Ambient atau Instrumental dengan tempo lambat (60–80 bpm)

  • Musik Meditasi atau Binaural Beats yang dirancang khusus untuk efek menenangkan

Namun, penting untuk dicatat bahwa efektivitas musik sangat subjektif. Musik yang menenangkan bagi satu orang belum tentu memiliki efek yang sama bagi orang lain. Oleh karena itu, personalisasi menjadi kunci dalam memilih musik untuk terapi.

Cara Melakukan Terapi Musik Mandiri

Mahasiswa dapat dengan mudah mengakses manfaat terapi musik tanpa bantuan profesional. Berikut langkah-langkah sederhana:

  1. Pilih Waktu yang Tepat
    Luangkan waktu 15–30 menit setiap hari, terutama saat malam hari sebelum tidur atau saat merasa cemas.

  2. Gunakan Headphone
    Gunakan headphone untuk menciptakan suasana pribadi dan membatasi gangguan luar.

  3. Fokus pada Musik
    Hindari aktivitas lain seperti bermain ponsel atau membaca agar efek relaksasi optimal.

  4. Bernafas Dalam-Dalam
    Gabungkan dengan teknik pernapasan dalam untuk memperkuat efek menenangkan.

Tantangan dan Keterbatasan

Walaupun terapi musik mudah diakses, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan. Tidak semua individu merespons musik dengan cara yang sama. Selain itu, dalam kasus stres berat atau gangguan mental yang lebih serius, terapi musik sebaiknya digunakan sebagai pelengkap, bukan pengganti terapi psikologis atau medis profesional.

Kesimpulan

Terapi musik merupakan pendekatan sederhana, murah, dan efektif untuk menurunkan tingkat stres pada mahasiswa. Dengan memilih musik yang tepat dan mendengarkannya secara rutin, mahasiswa dapat merasakan manfaat psikologis yang nyata seperti peningkatan konsentrasi, suasana hati yang lebih baik, dan tidur yang lebih nyenyak. Meskipun bukan solusi tunggal untuk semua masalah psikologis, terapi musik dapat menjadi alat bantu yang kuat dalam menjaga kesehatan mental di tengah padatnya aktivitas akademik.

Baca juga : Pengaruh Penggunaan Gadget terhadap Pola Tidur Remaja